Cerita Nabi Muhammad Saat zmenerima Wahyu Pertama


Cerita Nabi Muhammad SAW Saat Menerima Wahyu Pertama dan Hikmahnya Bagi Umat Islam

Oleh Husnul Abdi pada 20 Mei 2019, 08:20 WIB
Cerita Nabi Muhammad
Liputan6.com, Jakarta Cerita Nabi Muhammad SAW sangat menarik untuk diikuti dan dijadikan sebagai pedoman bagi hidup seluruh umat Islam. Sebagai pemimpin seluruh orang muslim, banyak sekali keteladan Nabi Muhammad SAW yang dapat menjadikan kita menjadi manusia yang lebih baik.
Allah SWT telah menakdirkan Nabi Muhammad SAW sebagai manusia yang paling agung dan paling berpengaruh sepanjang sejarah umat manusia. Beliau lahir pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun gajah, atau bertepatan dengan 20 April 570 Masehi.
Cerita Nabi Muhammad SAW saat menerima wahyu pertama sangatlah menakjubkan. Wahyu pertama itu menjadi pembuka wahyu-wahyu selanjutnya turun, dan menjadi pedoman kehidupan seluruh umat Islam, yaitu Al-Quran.
Berikut Liputan6.com rangkum dari NU Online, Rabu (15/5/2019) tentang cerita Nabi Muhammad SAW saat menerima wahyu pertama.
Pembuat hoaks senang kalau kita tertipu. Jangan mau dibodohi! Ayo lawan hoaks dan pembodohan dengan bergabung dengan Pegiat Cek Fakta Liputan6.com!
Daftar di sini
2 of 4

Nabi Muhammad SAW Menerima Wahyu Pertama

Cerita Nabi Muhammad
Cerita Nabi Muhammad (Sumber: Pixabay)
Nabi Muhammad SAW selalu berdoa kepada Allah SWT agar menemukan sesuatu yang bisa mencerahkan dirinya dan kaumnya. Hal ini disebabkan karena keruntuhan moral yang sangat mengkhawatirkan terjadi di Makkah saat itu. Sampai tibalah waktunya saat Nabi Muhammad SAW sedang menyendiri di Gua Hira pada suatu malam di bulan Ramadan. Beliau dikejutkan dengan turunyaa wahyu pertama dari Allah SWT. Sebagaimana hadits berikut:
Dari Aisyah Ummul Mukminin radliyallahu ‘anha, ia berkata: “Permulaan wahyu yang diterima oleh Rasulullah adalah ar-ru’ya ash-shalihah (mimpi yang baik) dalam tidur. Biasanya mimpi yang dilihatnya itu jelas laksana cuaca pagi. Kemudian beliau jadi senang menyendiri; lalu menyendiri di gua Hira untuk bertahannuts. Beliau bertahannuts, yaitu beribadah di sana beberapa malam, dan tidak pulang ke rumah isterinya. Dan untuk itu beliau membawa bekal. Kemudian beliau pulang kepada Khadijah, dan di bawahnya pula perbekalan untuk keperluan itu, sehingga datang kepada beliau Al-Haqq (kebenaran, wahyu) pada waktu beliau berada di gua Hira. Maka datanglah kepada beliau malaikat dan berkata, “Bacalah!” Jawab beliau, “Aku tidak bisa membaca.” Nabi bercerita, “Lalu malaikat itu menarikku dan memelukku erat-erat sehingga aku kepayahan. Kemudian ia melepaskanku dan berkata lagi, “Bacalah!” dan aku menjawab, “Aku tidak bisa membaca.” Aku lalu ditarik dan dipeluknya kembali kuat-kuat hingga habislah tenagaku. Seraya melepaskanku, ia berkata lagi, “Bacalah!” Aku kembali menjawab, “Aku tidak bisa membaca.” Kemudian untuk ketiga kalinya ia menarik dan memelukku sekuat-kuatnya, lalu seraya melepaskanku ia berkata, 
“iqra` bismi rabbikallażī khalaq. khalaqal-insāna min 'alaq. iqra` wa rabbukal-akram. allażī 'allama bil-qalam. 'allamal-insāna mā lam ya'lam.”
Yang artinya: (1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan; (2) Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah; (3) Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah; (4) Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qalam (pena); (5) Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. al-Alaq, 96:1-5)
Setelah itu, Nabi Muhammad SAW dengan ketakutan pulang ke rumah dan menemui istrinya Khadijah binti Khuwailid. Lalu Khadijah membawa Nabi Muhammad untuk menemui Waraqah, anak paman Khadijah. Waraqah mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW telah bertemu dengan Malaikat Jibril yang pernah diutus Allah kepada Nabi Musa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TUGAS PH 1 DAN 2

15 artikel islam

KOMPUTASI DAN RUANG LINGKUPNYA